Pada Selasa, 6 Mei 2025 lalu, Sekolah Rintisan Perempuan untuk Perubahan (La Rimpu) bersama LP2DER, dan Wahid Foundation menggelar Festival Kampo Mahawo (Desa Damai). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Program Kampo Mahawo (Desa Damai) kerja sama UN Women, Kedutaan Belanda, KOICA, Wahid Foundation dengan mitra lokal La Rimpu dan LP2DER.
Festival yang melibatkan dua belas desa/kelurahan dampingan Program Kampo Mahawo (Desa Damai) ini mengangkat tema Kasama Weki Kasabua Ade. Kegiatan yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Bima (Desa Dadibou) ini dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Bupati Bima dan perangkat daerah, Perwakilan UN Women, dan Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid.
Baca juga: Jelang Festival Kampo Mahawo, Panitia Mantabkan Persiapan
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj. Indah Dhamayanti Putri. Umi Dinda, sapaan akrabnya, dalam sambutannya menyampaikan harapannya bahwa perempuan bisa menjadi aktor perdamaian dan Kampo Mahawo (Desa Damai) bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bima.
“Kampo Mahawo mengandung makna yang mendalam bagi masyarakat Dana Mbojo (Bima) sesuai dengan arti dan niatnya. Insya Allah gagasan Kampo Mahawo ini akan bis akita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.” Tegas Bupati Bima 2015-2024 ini.

Sejak kehadiran 2018 lalu, La Rimpu telah mendampingi puluhan desa di berbagai kecamatan di Kabupaten Bima. Awalnya, melalui program Pendampingan Desa melalui penguatan kapasitas perempuan dalam bina damai. Selain itu, melalui program CEGAT (care, entrepreneurship, green, art, and tourism) dan SHAKAKA (sharing, kaji, karya) La Rimpu berupaya mempromosikan produk dari kelompok perempuan dan menyemai gagasan-gagasan dari kaum muda untuk perdamaian.
Adapun program Kampo Mahawo (Desa Damai) yakni mendorong inisiatif perempuan dalam kepemimpinan dan perdamaian di Kabupaten/Kota Bima. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Direktur La Rimpu, Prof. Atun Wardatun dalam sambutannya dalam perhelatan Festival Kampo Mahawo. Ia menyampaikan bahwa perdamaian bisa dilakukan oleh siapapun tanpa mengenal posisi dan tugas kita ialah terlibat aktif dalam upaya mewujudkan perdamaian. Selain itu, Atun Wardatun juga menyayangkan media sosial yang kerap berisi berita tentang konflik antar desa.
“Perdamaian bisa dilakukan oleh siapapun! Not about position, tapi siapa yang mau bergerak, kita harus jadi juru bicara perdamaian, baik di media sosial atau di mana pun. Bima memang daerah kecil, tapi pelajaran besar tentang perdamaian dan kesetaraan berasal dari Dana Mbojo.” Tegas penulis buku Perempuan NTB Mendunia ini.
Selain itu, Bupati Kabupaten Bima, Ady Mahyudi yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya atas kegiatan Festival Kampo Mahawo ini. Bupati Bima berharap bahwa Festival Kampo Mahawo bisa menjadi ruang dialog, menumbuhkan semangat kebersamaan, dan menjadi fondasi perdamaian dan harmoni sosial di Kabupaten Bima. Selain itu, Ady Mahyudi menyampaikan bahwa perubahan sebenarnya harus tumbuh dan dimulai dari desa dan dialog terbuka antar elemen masyarakat.
“Kekuatan perubahan sesungguhnya lahir dari desa. La Rimpu telah membangun media alternatif, forum-forum dan jejaring yang dibangun menunjukkan bahwa kelompok perempuan dan anak muda di Kabupaten Bima punya kapasitas dan keberanian. Ini harus terus dirawat. Harapan harus terus diperjuangkan dan mimpi-mimpi besar ke depan tak boleh padam.” Tegasnya.
Pada Festival Kampo Mahawo ini juga, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menyampaikan pidato kebangsaan sambil mengenakan rimpu dari tembe nggoli, Ia menyampaikan terima kasih kepada La Rimpu dan LP2DER bahwa Program Desa Damai yang dicetuskan oleh Wahid Foundation berhasil mendorong peran perempuan dalam proses pengambilan kebijakan, perdamaian, dan kesetaraan.
“Kita juga melihat bahwa ketika perempuan diberi kesempatan yang setara, seperti di Bima ini, mereka mampu menjadi pemimpin yang hebat. Perempuan tidak hadir untuk bersaing tetapi untuk saling melengkapi.” Jelas perempuan alumni Harvard University ini.
Beragam kegiatan menarik dihadirkan dalam kegiatan ini. Deklarasi Kampo Mahawo dan penandatanganan kesepakatan yang dilakukan oleh kepala desa/lurah, dan pemerintah kabupaten/kota Bima dengan UN Women dan Wahid Foundation.

Selain itu, booth UMKM perempuan penggerak perdamaian dari dua belas desa dampingan memanjakan undangan yang hadir. Boot tersebut menampilkan kreasi dan produk-produk unggulan dari masing-masing desa dampingan Kampo Mahawo. Lain dari itu, ada juga pameran foto dan profil desa yang menampilkan keunikan dari desa masing-masing yang dibuat oleh kelompok muda inisiator perdamaian di Bima.
Untuk hiburannya, pada festival ini, pengunjung dihibur dengan penampilan Gun Malingi, penyanyi dan musisi lagu-lagu pop Bima seperti Kambali Mbojo Mantoi dan Pasole. Tidak lupa juga fashion show dengan baju adat Bima, tari-tari tradisional Bima, muna tembe, dan kapatu Mbojo. [ARA]