Wahid Foundation menggelar kegiatan pelatihan fasilitator desa program pemberdayaan perempuan untuk perdamaian berkelanjutan di rumadinning, Kota Bima, 26-27 Juli 2024 lalu.

Program Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan ini merupakan kerja sama antara KOICA dan UN Women dengan mitra lokal di Kota/Kabupaten Bima ialah La Rimpu dan LP2DER.

Adapun, lokus program ini menyasar tiga kelurahan di Kota Bima yaitu Kelurahan Paruga, Dara, dan Penatoi. Sedangkan, di wilayah Kabupaten Bima terdapat empat desa yang menjadi sasaran program yakni Desa Roi, Rato, Samili, dan Desa Ncera.

Tujuan dari program ini ialah meningkatkan ketangguhan masyarakat dan mengurangi kerentanan dalam situasi darurat bencana alam di wilayah rentan konflik melalui pendekatan keterhubungan kemanusiaan, pembangunan, dan perdamaian (HDP Nexus) di Indonesia.

Baca juga: Audiensi dengan Pj. Wali Kota Bima, Wahid Foundation, La Rimpu, dan LP2DER Kenalkan Program Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan

Dalam sambutannya, Dwinda Nur Oceani selaku program officer Wahid Foundation menjelaskan bahwa desa/kelurahan dampingan akan difasilitasi berbagai kegiatan pelatihan terkait kesiapsiagaan bencana, pencegahan konflik sosial, dan upaya mempromosikan perdamaian untuk mencegah intoleransi dan ekstremisme kekerasan.

“Kelompok muda dan pemerintah desa juga akan difasilitasi dengan kegiatan untuk peningkatan kapasitas dalam kepemimpinan, advokasi kebijakan, dan keterlibatan dalam pencegahan bencana dan konflik sosial.” Ungkapnya.

Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Dwinda ini mengungkapkan pentingnya perhatian pada kelompok perempuan.

“Aparatur pemerintah desa dan kelurahan juga akan mendapatkan pelatihan perencanaan dan penganggaran desa yang responsif gender, dengan harapan desa/kelurahan mampu melahirkan kebijakan dan program terkait kesiapsiagaan bencana serta pencegahan konflik sosial yang responsif gender.” Jelasnya.

Adapun fasilitator setiap desa/kelurahan dampingan yakni lima orang dari kelompok perempuan yang terlibat aktif di desa/kelurahan masing-masing.

Peserta sedang mempresentasikan hasil diskusi potensi bencana di desa masing-masing

Sebagai mitra lokal, La Rimpu berkomitmen untuk terlibat dalam kegiatan yang berlangsung sampai Juli 2026 ini. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme pengurus La Rimpu dalam membersamai kegiatan pelatihan fasilitator desa ini.

Adapun materi pelatihan, pada hari pertama dengan dipandu oleh Nur Hayati Aida dari Yayasan Rumah Kita Bersama membahas paradigma gender dan bagaimana teknik advokasi kebijakan yang responsif gender.

Baca juga: Kelanjutan Program, Wahid Foundation Gelar Workshop bersama La Rimpu dan LP2DER

Di hari kedua, materi pelatihan berfokus pada potensi bencana perubahan iklim yang terjadi. Di akhir kegiatan, peserta mempresentasikan hasil analisis awal tentang potensi bencana di desa/kelurahan masing-masing.