Apa itu kegagalan? Kegagalan adalah ketidakberhasilan atau ketidakmampuan mencapai tujuan. Kegagalan bisa disebabkan oleh beberapa faktor yakni kurangnya persiapan, tidak berlatih lebih lama, dan belum rezeki (kata Sebagian orang).

Dalam tulisan ini izinkan saya mendepak kata belum rezeki karena di luar dari kendali manusia. Sebab, rezeki dan tidak rezeki tidak ditentukan oleh manusia. Mengatasnamakan rezeki bagi beberapa orang akan memangkas usaha maksimal dan mengandalkan jalur langit.

Kasus kegagalan memerlukan proses penerimaan dan refleksi komprehensif agar tidak terulang di kemudian hari. Pada kesempatan yang berbeda, kegagalan menjadikan kita lebih matang apabila mampu mengambil Pembelajaran penuh dari sebelumnya. Izinkan saya menguraikan factor kegagalan yang sering kita temui dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Perempuan Bisa Hidup tanpa Cinta?

Pertama, TIDAK SIAP. Studi kasus ketidaksiapan saya ingin mengambil dari prosesi pelaksanaan ujian Pegawai Negeri Sipil. Kesiapan menghadapi ujian akan menentukan hasil yang diperoleh. Kata tidak siap akan dijumpai karena hanya mengandalkan insting dari langit untuk menjawab soal PNS. Ada beberapa orang yang saya temui ketika mengantarkan teman ujian Seleksi Komptensi Dasar (SKD) CPNS 2024 di Asrama Haji Mataram, saat mengobrol ringan saya menanyakan kesiapan mereka dalam mengikuti seleksi CPNS. Begitu mengagetkan mendengar jawaban dari beberapa peserta TES SKD CPNS bahwa mereka menuturkan “yang penting ikut saja dulu, siapa tau beruntung.” tentu saja hasilnya sesuai dengan prediksi “dia gagal melewati Passing Grade”.

Jihan Amalia berhasil lulus Passing Grade dengan peringkat kedua. Saya bertanya kepada Jihan, bagaimana bisa melwati SKD dengan nilai cukup besar dengan waktu 100 menit 110 soal. Dia memaparkan jawaban berbeda dengan orang pertama yang saya temui. Jihan tidak mengikuti Tes untuk uji coba apalagi uji keberuntungan. Jihan melakukan persiapan lebih awal sebelum CPNS di buka secara resmi oleh BKN. Persiapan lebih awal, Jihan belajar lima bulan sebelum CPNS di buka secara resmi oleh BKN.

Ia menghabiskan separuh harinya untuk menguasai pemahaman basic CPNS seperti ketentuan dan dasar-dasar SKD hingga merunutkan proses pembelajaran, mencari literatur, melakukan tryout dan rajin menonton komplikasi pembahasan soal di Youtube selama lima bulan tersebut. Tidak hanya mempelajari, ia juga mengkalsifikasikan kesulitannya dan memecahkannya dalam proses lima bulan lamanya. Persiapan lebih awal mengantarkan ia kepada hasil memuaskan.

Jihan menghabiskan lebih banyak waktu persiapan yang dalam prosesnya ia pernah suntuk, jenuh, muak dan bosan melihat materi yang sama setiap hari. Yang membedakan Jihan dengan orang pertama adalah ia memilih bertahan dan terus melatih kemampuannya. Kebosanan itu ia hadapi dan dilewati begitu saja karena merasa ia memiliki tujuan lebih besar daripada kebosanan yang menghampiri. Jika saja, di hari kebosanan melanda, ia memilih berheti belajar, mungkin, bukan mungkin, tapi dia tidak akan lulus seperti peserta yang saya temui hari itu.

Kedua, BERLATIH LEBIH LAMA. Berlatih lebih lama akan mengantarkan kita pada sebuah kebiasaan dan akhirnya akan menjadi passion. Mengutip dari Dan Chambliss seorang sosilog yang menyatakan “kinerja superelatif itu gabungan dari beberapa kegiatan dan kebiasaan kecil, yang masing-masing dipelajari atau ditemui secara kebetulan, yang dilatih secara cermat dan menjadi kebiasaan, kemudiam dicocokkan antara satu sama lain menjadi kesatuan utuh. Tidak ada hal yang istimewa dari ini, hanya perlu dilakukan dengan benar dan konsisten, dan menghasilkan keunggulan”.

Seringkah kita mendengar bahwa seseorang akan sukses Ketika ia berhasil menemukan passionnya dan bekerja sesuai passion. Tapi berlatih lebih lama tidak ada kaitannya dengan passion. Passion adalah rasa cinta, gairah, dan semangat yang kuat terhadap suatu hal atau kegiatan tertentu atau tujuan tertentu.

Baca juga: Meraih Potensi Penuh: Pentingnya Pendidikan dan Pembelajaran Kontinu bagi Wanita

Passion saja tidak cukup untuk meloloskan kita menjadi PNS, dibutuhkan persiapan, latihan, konsisten dan upaya dua kali lipat. Mengetahui soal-soal PNS bukan passion-nya , Jihan berlatih lebih lama, menonton tutorial pengerjaan soal lebih sering, meminta pasangannya mengoreksi jawabannya. Sebagai sahabat yang mengetahui bahwa ia akan melakukannya dengan baik, kali ini saya bangga dan belajar dari apa yang ia sampaikan.

Angela duckword penulis buku GRIT menyampaikan bahwa kesuksesan tidak dipengaruhi oleh passion saja tapi kombinasi Upaya + keterampilan = Ketabahan. Ketabahan adalah kombinasi hasrat dan kegigihan. bakat tidak ada hubungannya dengan ketabahan. Karena, banyak kita jumpai orang berbakat tidak menjadi apa-apa.

Hasrat dan gigihnya Jihan dalam belajar mempersiapkan dirinya ujian SKD mengantarkan dia menjadi peringkat kedua. Orang pertama yang tidak saya ketahui namanya yang hanya asal-asal saja mengikuti tes dia mendapatkan hasil sesuai dengan asalnya dia menulis jawaban yaitu kegagalan.

Apakah Jihan tidak pernah gagal? Tentu saja pernah gagal mengikuti seleksi tes BUMN dan gagal pada seleksi pegawai Bank NTB Syariah. Dari kegagalan itu ia belajar untuk memperbaiki dengan melakukan persiapannya lebih awal dan berlatih lebih lama dan tidak mengandalkan aji mumpung.

Jika ia tidak tabah menghadapi kegagalannya dalam tes sebelumnya, mungkin saja ia tidak akan mau mengikuti seleksi PNS tahun ini. Itulah artinya ketabahan. Melalui kegagalan terbentuk ketabahan.[]

*Feni Agustina, Dosen UIN Mataram