La Rimpu (Sekolah Rintisan Perempuan untuk Perubahan) ikut serta dalam pertemuan kemitraan dan tinjauan program yang diselenggarakan oleh UN Women. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Morrissey, Jakarta, 2-3 September 2024 tersebut merupakan langkah UN Women untuk meninjau keberhasilan, tantangan, relevansi, dan memastikan keberlanjutan program yang selama ini menyasar beberapa daerah di Indonesia itu.
Kegiatan yang bertajuk mendukung perempuan untuk mencapai partisipasi dan kepemimpinan yang bermakna dalam pencegahan, resolusi, dan pemulihan konflik untuk mempromosikan kohesi sosial dan perdamaian berkelanjutan ini dihadiri langsung oleh perwakilan Kedutaan Belanda dan seluruh mitra UN Women di antaranya Wahid Foundation, AMAN Indonesia dengan mitra lokal La Rimpu dan LIBU Perempuan.
Yulies Puspitaningtyas, selaku humanitarian and development programming specialist UN Women dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk memastikan kolaborasi dan partisipasi mitra UN Women terselenggara dengan baik sampai 2026 mendatang.
Selain itu, ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga untuk mendokumentasikan serta mengukur capaian program dan implementasinya di lapangan. “Kegiatan ini sebagai bahan dokumentasi dan memastikan relevansi program dan keberlanjutannya.” Jelasnya.
Sebagai informasi, sejak 2024 ini, La Rimpu dengan lokus wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat telah menyelenggarakan program wise initiative dengan tujuan utama terciptanya desa damai (kampo mahawo) di lima desa di Kabupaten Bima (Desa Renda, Roka, Dadibou, Penapali, dan Kalampa).
Selain itu, sejak pertengahan Juli lalu, La Rimpu mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan program wise nexus untuk perdamaian berkelanjutan dan ketanguhan masyarakat dari UN Women bekerja sama dengan KOICA. Program ini menyasar empat desa di Kabupaten Bima yaitu Desa Roi, Samili, Rato, dan Ncera.
Mir’atun Syarifah, program officer La Rimpu dalam pemaparannya di hadapan tim UN Women menjelaskan bahwa keberhasilan La Rimpu dalam implementasi program bisa dilihat dari tingkat partisipasi peserta hingga terbentuknya jejaring perempuan desa dalam merespons konflik sosial dan peningkatan agensi atau kapasitas bertindaknya dalam upaya perdamaian. “Bisa kami lihat persentase partisipasi kelompok perempuan dalam kegiatan-kegiatan yang kami selenggarakan terus meningkat. Di samping, ada juga kelompok perempuan di desa-desa yang kami dampingi juga fluktuatif, tergantung konteks desa.” Ungkapnya.
Baca juga: Program Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan, La Rimpu gelar Kick Off di Empat Desa
Selain memaparkan capaian dan tantangan yang di hadapi oleh mitra lokal dan praktik baik perempuan desa, kegiatan ini memfasilitasi peserta untuk hal-hal teknis terkait pelaporan dan strategi baru dalam implementasi program.
Di hari kedua, pertemuan ini difokuskan untuk membahas prioritas dan peningkatan kolaborasi dengan beragam stakeholders dan capacity building bagi peserta yang hadir.