Uswatun Hasanah atau yang lebih dikenal dengan nama Badai NTB, seorang aktivis perempuan dari Bima, telah menjadi sorotan atas keberaniannya menyuarakan perlawanan terhadap peredaran narkoba di Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Kabupaten Dompu. Melalui gerakan dengan tagar #BongkarBandar, ia secara konsisten menyerukan pemberantasan narkoba yang tidak hanya menargetkan pengguna, tetapi juga berfokus pada akar masalah: para bandar. Ini adalah langkah revolusioner yang mengedepankan keberanian, komitmen, dan kecintaan terhadap tanah kelahirannya.

Narkoba adalah ancaman serius bagi generasi muda di mana pun, termasuk di wilayah Bima dan sekitarnya. Wilayah ini, yang kaya akan budaya dan potensi sumber daya manusia, menghadapi tantangan besar dalam bentuk peredaran narkoba yang semakin meluas. Narkoba bukan hanya merusak kesehatan individu, tetapi juga menghancurkan keluarga, komunitas, dan tatanan sosial. Oleh karena itu, langkah Badai NTB untuk menyuarakan isu ini patut diapresiasi sebagai bentuk nyata dari kepedulian sosial dan keberanian individu.

Baca juga: Menghadapi Tantangan Bersama: Peran Solidaritas dalam Pemberdayaan Wanita

Gerakan #BongkarBandar yang diusung oleh Badai NTB memiliki beberapa keunikan dan kelebihan. Pertama, ia menekankan pentingnya membongkar jaringan narkoba dari akarnya. Alih-alih hanya menyasar pengguna, gerakan ini menyoroti peran bandar yang menjadi motor utama dalam penyebaran narkoba. Ini adalah pendekatan yang strategis, mengingat tanpa adanya bandar, rantai distribusi narkoba akan lumpuh.

Kedua, gerakan ini mengedepankan peran masyarakat dalam pemberantasan narkoba. Dalam setiap unggahan dan pesannya, Badai NTB selalu mengajak masyarakat untuk berani melaporkan aktivitas mencurigakan terkait peredaran narkoba. Ia memahami bahwa keberhasilan perang melawan narkoba tidak bisa hanya bergantung pada aparat penegak hukum, tetapi membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Dengan menjadikan isu ini sebagai tanggung jawab bersama, ia menciptakan solidaritas kolektif yang kuat.

Namun, perjuangan melawan narkoba bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak risiko yang harus dihadapi oleh Badai NTB dalam menyuarakan gerakan ini. Sebagai seorang aktivis perempuan, ia tidak hanya menghadapi ancaman dari para pelaku yang merasa terganggu oleh aksinya, tetapi juga tekanan sosial yang kerap kali meremehkan suara perempuan dalam isu-isu besar seperti ini. Meski demikian, keberanian Badai NTB menunjukkan bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk membawa perubahan signifikan, bahkan dalam isu yang sering kali dianggap sebagai domain laki-laki.

Keberanian Badai NTB juga memberikan inspirasi kepada banyak pihak, terutama generasi muda, untuk tidak takut melawan ketidakadilan. Dengan suaranya yang lantang, ia membuktikan bahwa satu suara dapat membuat perbedaan. Dalam konteks sosial di Bima dan sekitarnya, keberaniannya menjadi simbol harapan dan motivasi bahwa masyarakat bisa melawan ancaman narkoba jika bersatu.Namun, untuk memastikan keberhasilan gerakan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, penting bagi aparat penegak hukum untuk merespons gerakan ini dengan serius. Tanpa dukungan penuh dari pihak berwenang, upaya masyarakat akan sia-sia. Polisi dan lembaga terkait harus bersikap tegas terhadap laporan masyarakat, melakukan investigasi yang menyeluruh, dan menjatuhkan hukuman yang setimpal kepada para pelaku. Ketidakseriusan aparat hanya akan melemahkan semangat masyarakat dan memberikan ruang bagi para bandar untuk terus beroperasi.

Kedua, edukasi tentang bahaya narkoba harus menjadi bagian integral dari gerakan ini. Banyak pengguna narkoba terjebak karena kurangnya pemahaman tentang dampak negatif narkoba terhadap kesehatan, karier, dan kehidupan sosial mereka. Dengan memberikan edukasi yang tepat, masyarakat tidak hanya menjadi lebih sadar akan bahaya narkoba, tetapi juga lebih tangguh dalam melawan godaan untuk menggunakannya.

Ketiga, perlu ada program rehabilitasi yang efektif bagi para pengguna narkoba. Sering kali, pengguna hanya dianggap sebagai pelaku kejahatan, padahal banyak dari mereka adalah korban yang membutuhkan bantuan untuk pulih. Dengan memberikan peluang kedua melalui program rehabilitasi, kita tidak hanya membantu individu tersebut untuk kembali ke masyarakat, tetapi juga memutus rantai permintaan narkoba.

Keempat, kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, dan tokoh agama, sangat penting. Gerakan #BongkarBandar harus melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan dampak yang lebih luas. Dengan melibatkan berbagai pihak, pesan dari gerakan ini dapat menjangkau lebih banyak orang dan menciptakan perubahan yang signifikan.

Baca juga: Perempuan, Desa, dan Modernisasi

Badai NTB telah membuka jalan bagi perubahan. Ia membuktikan bahwa dengan keberanian dan komitmen, seorang individu dapat membuat perbedaan besar. Namun, perjuangan ini tidak bisa ia lakukan sendiri. Kita semua, sebagai bagian dari masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk mendukung gerakan ini. Dukungan tersebut dapat berupa apa saja, mulai dari menyebarkan pesan-pesan edukatif, melaporkan aktivitas mencurigakan, hingga memberikan dukungan moral kepada mereka yang berada di garis depan perjuangan.

Pada akhirnya, perang melawan narkoba adalah perang kita bersama. Tagar #BongkarBandar bukan hanya slogan, tetapi sebuah panggilan untuk bertindak. Dengan bersatu, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan penuh harapan bagi generasi mendatang. Badai NTB telah menunjukkan keberanian dan dedikasinya. Kini, saatnya kita semua bergandengan tangan untuk melanjutkan perjuangan ini. Bersama, kita bisa melawan narkoba dan membawa perubahan positif bagi Bima, Dompu, dan Nusa Tenggara Barat secara keseluruhan.[]

*Zainal Abidin, Pengurus Yayasan La Rimpu dan Ayah yang baik untuk Wara dan Rawi