Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi oleh UN Women bersama La Rimpu meninggalkan kesan mendalam bagi Program Officer, Mir’atun Syarifah, yang sejak awal mendampingi program Desa Damai (Kampo Mahawo). Kegiatan ini merupakan bagian dari pendokumentasian cerita-cerita inspiratif hasil pendampingan La Rimpu atas kerjasama Wahid Foundation, UN Women, dan dukungan Kedutaan Besar Belanda.

Dalam FGD yang dihadiri warga desa dampingan, para peserta dengan tulus membagikan pengalaman mereka selama mengikuti program. Tanpa arahan atau briefing khusus, mereka menceritakan perubahan yang benar-benar mereka rasakan baik secara pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat.

Baca juga: Membangun Kapasitas Pemuda Desa dengan Kampo Mahawo (1)

“Mereka bercerita bagaimana program Desa Damai memutus rantai perkelahian antar desa yang dulunya sering terjadi, mempererat silaturahim antar kelompok, serta mendorong pemuda yang dulu cuek menjadi lebih peduli, berdaya, dan dipercaya,” ungkap Mira.

Kepemimpinan perempuan juga menjadi sorotan positif. Banyak peserta yang mengaku kini merasa lebih dekat dengan pemerintah desa, memiliki ruang untuk berpartisipasi, dan berani bersuara. Seperti yang disampaikan Haryani, Istri Kepala Desa Penapali, “Pendampingan La Rimpu berbeda dari forum lain. Ilmu yang kami dapat benar-benar membuka wawasan dan membuat kami selalu menantikan undangan pertemuan.”

Baca juga: KOPAP, Dari Gagasan ke Gerakan: Langkah Putri dan Pemuda Desa Penapali Membangun Desa Lewat Kelas Inisiator Perdamaian

Bagi Mira, Penanggung Jawab Program Desa Damai (Kampo Mahawo) perwakilan dari La Rimpu, mendengar kesaksian tersebut adalah momen yang menghapus lelah dan menguatkan semangat. “Ternyata dari tangan sederhana ini, kami bisa membawa manfaat, harapan, dan perubahan. Prinsip saya sederhana: kita tidak harus mengubah dunia sekaligus, cukup ubah satu hati, satu pikiran, dan satu kehidupan, lalu biarkan perubahan itu menular,” ujarnya penuh haru.

Program Desa Damai terus menjadi wadah pembelajaran bersama untuk membangun masyarakat yang rukun, setara, dan berdaya. Melalui pendampingan yang konsisten, diharapkan keberkahan, kebaikan, dan jalan damai ini akan terus meluas, membawa manfaat bagi generasi yang akan datang.[]

*Feriyadin, Pengurus Yayasan La Rimpu dan Dosen STIPAR Soromandi Bima

Share This

Share this post with your friends!