Bima – Dalam upaya memperkuat pondasi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan gender, Tim La Rimpu melakukan silaturahmi kerja ke Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bima, pada Jum’at 17 Oktober 2025. Kunjungan yang dihadiri oleh perwakilan tim La Rimpu, yaitu Santun, Arif, Feri, Yana, Anis, dan Ica ini, bertujuan untuk membangun kolaborasi strategis dalam mendorong penganggaran desa yang responsif gender.
Kunjungan ini merupakan kelanjutan dari upaya La Rimpu yang sebelumnya telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMDes) serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB). Kolaborasi dengan Bappeda dinilai sebagai mata rantai yang sangat krusial, mengingat lembaga ini memegang peran sentral dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan di tingkat kabupaten.
Baca juga: Kartini, La Rimpu, dan Desa Damai
Dalam pertemuan formal yang berlangsung hangat, Tim La Rimpu memaparkan secara detail capaian-capaian yang telah diraih di berbagai desa, pembelajaran berharga dari proses pendampingan, serta peluang kolaborasi konkret ke depan. Mereka menekankan pentingnya memprioritaskan peningkatan kapasitas dan partisipasi perempuan dalam setiap tahapan pembangunan.
Respon yang diberikan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Bima sangat positif dan mendukung. Beliau menyambut baik inisiatif La Rimpu dan mengakui bahwa selama ini memang belum ada program pembangunan yang secara spesifik dan konsisten mengarah pada peningkatan kapasitas perempuan. “Di Bappeda sendiri terdapat Bidang Sosial Budaya, namun dalam aplikasinya di lapangan, isu ini seringkali kurang muncul karena Pemerintah Desa masih lebih memprioritaskan pembangunan fisik dan ekonomi,” ujar Ka. Bappeda, mengonfirmasi tantangan yang selama ini dihadapi.
Pasca pertemuan formal, dialog berlanjut secara lebih mendalam dengan staf teknis Bappeda, yaitu Ibu Rita dan Ibu Runis dari Staf Perencanaan, serta Pak Yadin, Kepala Bidang Sosial Budaya. Diskusi produktif ini berhasil memetakan langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan capaian La Rimpu dengan menyelaraskannya pada arah kebijakan Bappeda.
Salah satu poin penting yang disepakati adalah mengenai prioritas pemilihan desa yang akan mendapatkan pendampingan intensif untuk pembangunan yang responsif gender. Koneksi dan keselarasan visi pun langsung terlihat. Ibu Rita, misalnya, langsung menemukan titik temu karena selama ini beliau aktif mendampingi program budidaya maggot dan Bank Sampah di Desa Rato. Program yang sama ini juga merupakan salah satu fokus yang diperkuat oleh La Rimpu melalui kelas-kelas pemberdayaan di Desa Rato-Bolo, menciptakan ruang kolaborasi yang sangat potensial.
Komitmen Bappeda tidak hanya berhenti pada diskusi. Mereka secara tegas menyatakan dukungan untuk penyelenggaraan Kelas Pelatihan Penganggaran yang Responsif Gender, yang akan dilaksanakan bersama-sama dan melibatkan pula DP3AP2KB serta DPMDes. Hal ini menunjukkan pendekatan kolaboratif yang holistik dari seluruh pemangku kepentingan.
Tidak hanya itu, Bappeda juga membuka peluang untuk mendukung inisiatif-inisiatif lain yang digagas La Rimpu, seperti partisipasi dalam Car Free Day (CFD) dan pengembangan model bisnis inovatif seperti “Carupoda”. Dukungan ini akan diberikan terutama apabila inisiatif tersebut berasal dari kelompok anak muda dan perempuan di desa, sebagai bentuk penguatan ekonomi kerakyatan.
Silaturahmi ini bukan sekadar kunjungan formal, melainkan sebuah langkah strategis yang membuka babak baru sinergi antara organisasi masyarakat dan pemerintah daerah. Kolaborasi La Rimpu dengan Bappeda Kabupaten Bima menjanjikan akselerasi pembangunan yang lebih partisipatif, adil, dan kemampuan perempuan sebagai agen perubahan di tanah mereka sendiri. Agenda selanjutnya akan segera ditindaklanjuti, membawa harapan baru untuk terwujudnya pembangunan yang benar-benar berpihak pada semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
*Feriyadin, Pengurus La Rimpu dan Dosen STIPAR Soromandi Bima