Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bima menghadiri acara Forum Koordinasi Tingkat Kabupaten Bima di Kalikuma Library and Educamp, Ule, Kota Bima pada Kamis, 13 Juni 2024.

Kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari Program Desa Damai (Kampo Mahawo) yang merupakan hasil kerja sama UN Women, Wahid Foundation, dan La Rimpu sebagai mitra lokal di Kabupaten Bima.

Program Desa Damai (Kampo Mahawo) sejauh menyasar lima desa sebagai desa dampingan. Antara lain: Desa Penapali, Desa Dadibou, Desa Kalampa, Desa Roka, dan Desa Renda.

Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bima, Drs. Syahrul, menyatakan bahwa Kesbangpol sejauh sangat mendukung dan dengan tangan terbuka mengajak seluruh masyarakat untuk bersinergi membangun kohesi sosial dan perdamaian. Dengan dukungan seluruh elemen masyarakat tentu implementasi Program Desa Damai dapat terwujud.

“Kesbangpol sangat mendukung setiap kegiatan yang mengusung semangat pemberdayaan perempuan.” Jelas mantan Kepala Dinas DP3AP2KB ini.

Kegiatan forum koordinasi ini harapannya untuk menguatkan komitmen dan penyamaan persepsi untuk mencari solusi terkait permasalahan yang ada di desa dampingan. Oleh karena itu, seluruh perangkat Desa, masyarakat dan dinas terkait diundang dalam kegiatan kali ini.

Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bima, Drs. Syahrul sedang menyampaikan sambutannya

Selain itu, Drs. Syahrul juga mengajak semua masyarakat untuk bersinergi dan bergandengan tangan untuk kolaborasi menciptakan lingkungan dan kohesi sosial antar masyarakat.

“Kami sering melakukan monitoring lapangan. Turun ke tengah-tengah masyarakat pada siang-malam hari untuk mensosialisasikan program bina damai di masyarakatnya.” Tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Miratun Syarifah, Program Officer La Rimpu menyampaikan bahwa tujuan yang ingin dicapai nantinya pada Program Desa Damai ini ialah rancangan peraturan Desa untuk berkomitmen mendengar aspirasi perempuan untuk kebijakan dan implementasi program yang ada di desa masing masing.

“Harapannya nanti desa damai ini, perempuan-perempuan dampingan memiliki agensi dan kapasitas bertindak. Dalam Desa Damai itu kita akan dilatih bagaimana meningkatkan ketahanan hidup, meningkatkan usaha ekonomi, dan bagaimana partisipasi perempuan sebagai pembangun dan penengah konflikyang terjadi di masyarakat.” Jelas perempuan satu anak ini.

Dalam kegiatan diskusi, peserta yang hadir menyampaikan pandangan-pandangannya terkait permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya oleh perwakilan peserta.

Kepala Desa Penapali, Muhammad Tahir menyampaikan pentingnya kesadaran masyarakat dalam pergaulan sosial masyarakat desa. Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa dengan perkembangan teknologi informasi sekarang yang begitu masif sampai ke desa-desa membuat pola pikir dan pola kerja masyarakat berubah. Jadi kita juga harus banyak menyesuaikan dan mengawasi perkembangan generasi muda kita.

“Pola pikir masyarakat kita sudah jauh, tapi kita juga tidak bisa mengindar dari arus informasi sekarang ini. Tugas kita mari mengawasi perkembangan anak-anak kita agar permasalahan sosial di desa seperti yang disebutkan tadi bisa diminimalisir.” Ucapnya.

Selain itu, Ketua BPD Desa Dadibou, Mansyur, berharap ada upaya yang serius semua perangkat pemerintah. Sebab, yang paling dirugikan apabila permasalahan sosial terjadi pasti kaum perempuannya.

Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini menjadi penting sebagai wadah untuk saling silaturahmi antar kepala desa dan dinas terkait untuk lebih mengetahui juga tupoksi setiap lembaga untuk sama-sama meminimalisir konflik sosial.

Di akhir kegiatan, Fasilitator Desa Renda, Hajrah, menyampaikan harapannya kepada pemerintah Desa Renda untuk mendukung setiap kegiatan La Rimpu.[]