Dua Hari ini saya benar-benar terharu. Rasanya dada ini penuh haru sampai hampir meneteskan air mata.

Bukan karena saya dipuji, bukan karena kata-kata manis yang sengaja diatur tapi justru sebaliknya, saya tidak pernah sekalipun memberi briefing atau arahan tentang apa yang harus mereka sampaikan saat saya menyampaikan undangan bahwa akan ada kegiatan FGD yang akan di fasilitasi oleh UN Women.

Saya hanya ingin mereka jujur, mengeluarkan apa yang mereka rasakan selama ini. Saya bersama tim UN Women dan La Rimpu untuk agenda Focus Group Discussion , mendokumentasikan cerita-cerita baik selama program Desa Damai atau Kampo Mahawo yang La Rimpu dampingi atas kerjasama dengan Wahid Foundation, UN Women, dan dukungan dari Kedutaan Besar Belanda.

Mereka bercerita dan kami mendengarkan. Dengan suara tulus, mereka mengatakan bahwa perubahan itu nyata. Mereka merasakannya baik secara pribadi maupun sebagai sebuah masyarakat.

Baca juga: Nuryati: Membuka Jalan untuk Mencegah Kekerasan dan Perundungan terhadap Anak di Lingkungan Sekolah

Mereka menceritakan bagaimana program Desa Damai menjadi salah satu jalan terciptanya kedamaian, memutus rantai perkelahian antar desa yang dulunya begitu sering terjadi. Mereka merasakan silaturahim yang semakin erat antar kelompok, melihat pemuda yang dulunya cuek kini menunjukkan perubahan positif lebih dipercaya, lebih berdaya, memiliki jiwa kepemimpinan, termasuk kepemimpinan perempuan.

Mereka mengaku merasa lebih dekat dengan pemerintah desa, merasa diberi ruang untuk terlibat, merasa punya suara. Dahulu, rasa percaya diri itu nyaris tak ada karena merasa tidak punya “daya”.

Tapi pendampingan yang kuat dari La Rimpu membuat mereka selalu menantikan undangan pertemuan. Ilmu yang mereka dapatkan pun berbeda tidak pernah mereka temukan di forum-forum lain kata Bu Haryani, Ibu Kades Penapali.

Mendengar itu semua, hati saya luluh.

Sebagai fasilitator sekaligus project officer untuk program ini yang ikut membersamai mereka dari dekat, saya merasa bangga. Ternyata, dari tangan kami yang sederhana ini, kami bisa membawa manfaat, harapan, dan perubahan.

Rasa lelah seolah hilang. Haru dan bahagia justru membuat semangat saya kembali membuncah.

Perjalanan ini tentu tidak selalu mulus. Banyak tantangan, hambatan, dan ujian yang datang. Tetapi semangat untuk terus mendampingi mereka tidak pernah pudar. Karena saya percaya:

Saya berpegang teguh pada prinsip “Kita tidak harus mengubah dunia sekaligus. Cukup ubah satu hati, satu pikiran, dan satu kehidupan lalu biarkan perubahan itu menular.”

Semoga setiap langkah yang dilakukan La Rimpu Wahid Foundation UN Women Indonesia selalu membawa keberkahan, memperluas kebaikan, dan menjadi jalan damai bagi banyak hati.

Baca juga: Namanya Erita, Erita Ibrahim, Ibu Rumah Tangga

Semoga Allah menjaga niat baik ini, menguatkan langkah, dan melipatgandakan manfaatnya untuk generasi yang akan datang. Aamiinn

Terimakasih untuk semua desa dampingan La Rimpu.

*Mir’atun Syarifah, Program Officer La Rimpu

Share This

Share this post with your friends!