Di ufuk Timur perubahan dan di hadapan Istana Bogor yang penuh sejarah, La Rimpu kembali dilibatkan dalam Program GCERF (Strengthening Social Cohesion: Building Peace Village to Enhance Community Resilience Against Radicalism and Violent Extremism).

Etos kerja yang profesional dan berintegritas adalah kunci utama yang menjadikan La Rimpu semakin teguh dan tegak berdiri; merajut harapan kemajuan, menjadi lentera bagi gelap-kekelaman; perubahan dan perdamaian—guna meminimalisir konflik yang melibatkan masyarakat di beberapa Desa yang didampingi.

Baca juga: Kelanjutan Program, Wahid Foundation Gelar Workshop bersama La Rimpu dan LP2DER

Bersama Wahid Foundation, selaku penerima dana hibah GCERF, langkah dan kesempatan ini akan dimantapkan oleh La Rimpu untuk menghapus jejak kelam dan menggantinya dengan cahaya perubahan dan perdamaian. Visinya adalah untuk menjemput para returnee, mantan napiter, dan keluarga yang terpinggirkan.

Melalui program pendampingan ini, La Rimpu akan berkomitmen mendampingi mereka agar mendapatkan kembali ruang untuk bangkit; akses layanan publik yang memadai, penguatan ekonomi, dan yang terpenting adalah keberterimaan masyarakat tanpa ada lagi prejudice, stigmatisasi atau semacamnya.

La Rimpu juga akan membekali para pemangku kebijakan, memperkuat kapasitas mereka agar melahirkan kebijakan yang berkeadilan dan manusiawi. Tidak hanya di sektor pemerintahan, di sekolah-sekolah juga akan ditanam nilai-nilai moderasi di kalangan pelajar untuk menumbuhkan pemahaman Islam yang rahmatan lil’alamin sehingga mereka tak mudah terbawa arus gelap ekstremisme.

Baca juga: Untuk Suksesnya Program, La Rimpu Hadir dalam Pertemuan Kemitraan dengan UN Women

Langkah kecil ini bukan sekadar perjalanan atau program semata melainkan jejak awal menuju perubahan yang berarti bagi Indonesia. Selama dua hari, pembekalan program berlangsung dengan khidmat, dihadiri langsung oleh Direktur La Rimpu, Prof. Hj. Atun Wardatun, Ph.D. bersama tiga perwakilan yang akan mengemban tugas sebagai koordinator kegiatan.

Di ruang pembekalan program, gagasan bertukar pikir dan pandang, strategi disusun, dan semangat dipupuk, menandai awal dari perjuangan panjang menuju Indonesia yang lebih damai dan berdaya. Tiga tahun ke depan, Lombok Barat dipilih menjadi ladang subur bagi benih-benih ketahanan sosial.

La Rimpu, dengan segala keyakinan dan komitmen perubahannya, akan terus menjaga bara perdamaian, mengubah luka menjadi kekuatan, menyulam panas menjadi sejuk (mahawo), merenda rindang bagi kegersangan (manggawo)—di mana jalar akarnya bertumbuh hingga ke pelosok-pelosok negeri (marimpa).

*Hendrawangsyah, Pengurus Yayasan La Rimpu