Setelah satu tahun perjalanan program Kampo Mahawo – Desa Damai di Desa Dadibou, evaluasi bersama masyarakat meninggalkan jejak yang begitu berharga. Di balik lembaran-lembaran kertas tempel sederhana, tersimpan kisah tentang harapan, perubahan, dan semangat kebersamaan.
Program Desa Damai Kampo Mahawo dijalankan oleh La Rimpu bersama Wahid Foundation, atas dukungan UN Women. Tujuannya membangun ruang damai, memperkuat partisipasi masyarakat, dan memperluas keterlibatan perempuan serta pemuda dalam membangun perdamaian di desa.
Masyarakat mengenang bagaimana persaudaraan dengan desa tetangga yang pernah berkonflik bisa terajut kembali melalui momen islah dan janji damai bersama Desa Penapali. Itu bukan sekadar peristiwa, melainkan titik balik yang meneguhkan keyakinan bahwa perdamaian adalah pilihan terbaik.

Bagi para pemuda, program ini membuka perspektif baru dan menciptakan ruang kolaboratif untuk belajar sekaligus berkontribusi. Banyak ilmu dan pengalaman positif lahir dari keterlibatan dalam berbagai kegiatan desa, menjadikan mereka bagian penting dari proses perubahan.
Baca juga: Jelang Festival Kampo Mahawo, Panitia Mantabkan Persiapan
Namun, evaluasi juga mencatat sejumlah tantangan. Partisipasi masyarakat yang masih minim, pendanaan yang terbatas, serta keterampilan dan kapasitas SDM yang perlu ditingkatkan menjadi pekerjaan rumah bersama. Meski demikian, semangat kebersamaan tetap tumbuh. Evaluasi ini menunjukkan bahwa masyarakat Dadibou mampu belajar, merefleksi, dan berkomitmen untuk terus melanjutkan ikhtiar damai.
Harapannya, cerita baik dari Desa Dadibou ini dapat menjadi inspirasi dan bahan refleksi bagi pemerintah daerah maupun pihak lain untuk menduplikasi praktik serupa. Dengan begitu, semakin banyak desa di Bima dan sekitarnya yang bisa merasakan manfaat program Desa Damai: hidup harmonis, inklusif, dan maju.[]
*Arief Hidayat, Monitoring and Evaluation La Rimpu