Wahid Foundation bekerja sama dengan La Rimpu mengadakan Diskusi Partisipatif “Perempuan Berdaya untuk Perdamaian Berkelanjutan : Aksi Kemanusiaan Damai untuk Meningkatkan Resiliensi Masyarakat di Kota/Kabupaten Bima” di Hotel Marina Inn, Kota Bima untuk memulai Program baru Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan: Nexus Perdamaian – Kemanusiaan untuk Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat di Indonesia (Empowered Women for Sustainable Peace: Addressing Peace Humanitarian Nexus to Enhance Community Resilience) bekerja sama dengan UN Women atas dukungan Korea International Cooperation Agency (KOICA) yang menargetkan tujuh desa/kelurahan Kota dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Diskusi ini bertujuan untuk melibatkan para pemangku kepentingan strategis untuk mengambil bagian dalam program Perempuan Berdaya untuk Perdamaian Berkelanjutan di Kota/Kabupaten Bima serta berbagai pandangan mengenai isu pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima.
Pemilihan area program di Nusa Tenggara Barat berbasis pada Scoping dan Baseline Study yang dilakukan oleh UN Women pada tahun 2022 tentang Empowered Women for Sustainable Peace Addressing Peace-Humanitarian Nexus to Enhance Community Resilience in Indonesia dimana beberapa temuan pada studi ini menunjukkan beberapa aspek resiko dan kerentanan di wilayah tersebut seperti bencana alam, konflik sosial, dan kekerasan ekstrimisme. Lebih jauh juga dilihat bagaimana keterlibatan perempuan yang belum optimal dan masih terbatas di sektor informal. Selaras dengan hasil riset yang dilakukan oleh BPBD 2024, bahwa di antara kabupaten/kota di Indonesia, Kota dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, merupakan wilayah yang rentan bencana. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, sepanjang 2023, Kabupaten Bima mengalami 29 kejadian bencana, diikuti oleh Kota Bima dengan 16 kejadian, dan Kabupaten Lombok Timur dengan 14 kejadian. Bencana paling umum adalah banjir/banjir bandang, diikuti oleh angin puting beliung (27 kejadian) dan tanah longsor (22 kejadian).
Berangkat dari hal ini, Wahid Foundation bekerjasama dengan La Rimpu pada Kamis, 11 Juli 2024 bertempat di Hotel Marina Inn Kota Bima menggelar Diskusi Partisipatif “Perempuan Berdaya untuk Perdamaian Berkelanjutan : Aksi Kemanusiaan Damai untuk Meningkatkan Resiliensi Masyarakat di Kota/Kabupaten Bima” yang bertujuan untuk melibatkan para pemangku kepentingan strategis untuk mengambil bagian dalam program Perempuan Berdaya untuk Perdamaian Berkelanjutan di Kota/Kabupaten Bima serta berbagai pandangan tindang isu
pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima.
Siti Kholisoh selaku plh. Managing Director Wahid Foundation menuturkan “Wahid Foundation bersama dengan UN Women sejak 2017 telah mendorong inisiatif lokal untuk memperkuat partisipasi perempuan dalam mempromosikan perdamaian. Program yang kami inisiasi di Kota/Kabupaten Bima akan menekankan strategi pelibatan multipihak baik pemerintah maupun pemangku kepentingan di masyarakat, dalam implementasinya kami akan bekerjasama dengan La Rimpu sebagai mitra lokal”
Lebih lanjut Diskusi Partisipati dan Kick-off Program hari ini melibatkan multi-stakeholder dari Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) seperti DMPD, BPBD, DP3AP2KB, Kesbangpol, Dinas Sosial Kota Bima dan Kabupaten Bima, Perwakilan pemerintah desa/kelurahan dari tujuh desa/kelurahan di Kota dan Kabupaten Bima, organisasi keagamaan, kelompok perempuan, lembaga dan dinas terkait, komunitas, serta perwakilan kelompok disabilitas dan anak muda. Harapannya kegiatan hari ini menghasilkan rekomendasi – rekomendasi strategis dan rencana aksi dalam Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian yang Berkelanjutan.
Atun Wardatun selaku Direktur La Rimpu menambahkan bahwa pihaknya sangat menerima dengan baik kolaborasi Wahid Foundation dan UN Women. Hal ini sejalan dengan harapan program bahwa peningkatan kapasitas perempuan desa dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan komitmen mereka untuk bertindak dan terlibat dalam ruang publik dan agenda advokasi di berbagai desa. Selaras dengan spirit masyarakat Bima yang kritis dan pembelajar.
Mewakili Pemerintah Kota Bima, Pujawan Sekretaris Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bima menyampaikan “pihaknya menyambut dengan baik dapat terlibat dalam program ini, karena memiliki tujuan akhir yang sama yaitu mengurangi dampak dari bencana. Dalam mitigasi bencana ada tiga tahap yaitu pra bencana, saat bencana, dan setelahnya. Di situ peran perempuan ini terutama ingin kami libatkan. Harapannya ke depan program ini melalui Wahid Foundation dan UN Women bisa berkelanjutan dan terus bekerja sama dengan pemerintah lokal.”
Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini diharapkan akan menghasilkan rumusan tentang peluang, tantangan dan isu – isu penting terkait isu pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima. Di samping itu, juga menghasilkan rumusan tentang peta pemangku kepentingan strategis yang dilibatkan dalam program pemberdayaan perempuan untuk perdamaian berkelanjutan.
Tentang Program
Program Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan : Nexus Perdamaian – Kemanusiaan untuk Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat di Indonesia berjalan sejak 26 Juni
2023 hingga 31 Desember 2026 di tiga provinsi yakni Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) tujuannya meningkatkan ketangguhan masyarakat dan mengurangi kerentanan pada situasi darurat bencana alam di wilayah rentan konflik melalui upaya keterhubungan kemanusiaan – pembangunan – perdamaian (HDP Nexus) di Indonesia. Program ini bekerjasama dengan beberapa kementerian strategis seperti Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPPA), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Baca juga: Agenda Forum Koordinasi Tingkat Kabupaten Bima, La Rimpu Undang Beragam Stakeholders
Pelaksanaan program di Kota/Kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), UN Women dan Wahid Foundation akan bekerjasama dengan mitra lokal La Rimpu dan LP2DER yang menyasar tujuh desa/kelurahan antara lain Desa Sila Rato, Desa Roi, Desa Ncera, Desa Samili di Kabupaten Bima dan Kelurahan Penatoi, Kelurahan Dara, Kelurahan Paruga di Kota Bima. Tujuh Desa/Kelurahan ini terpilih setelah melalui proses asesmen yang dilakukan oleh tim Wahid Foundaton dan La Rimpu dengan mempertimbangkan masukan, arahan serta rekomendasi dari Organisasi Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten Bima.
Tujuh Desa/Kelurahan yang diintervensi akan difasilitasi berbagai kegiatan pelatihan terkait kesiapsiagaan bencana, pencegahan konflik sosial, dan upaya – upaya mempromosikan perdamaian untuk mencegah intoleransi dan ekstremisme kekerasan. Di samping itu, kelompok perempuan muda juga difasilitasi sejumlah kegiatan untuk peningkatan kapasitas terkait kepemimpinan, advokasi kebijakan dan keterlibatannya dalam pencegahan kebencanaan dan konflik sosial. Bagi aparatur pemerintah desa dan kelurahan juga diberikan pelatihan perencanaan dan penganggaran desa yang responsif gender, harapannya desa/kelurahan program mampu melahirkan kebijakan program terkait kesiapagaan bencana, pencegahan konflik sosial yang responsif gender.