Sekolah Rintisan Perempuan untuk Perubahan (La Rimpu) kembali menggelar kegiatan La Rimpu Goes to Campus di Ruang Beradab STKIP Taman Siswa Bima pada Rabu, 10 Juni 2024. Hadir sebagai narasumber Direktur dan Pembina La Rimpu, Prof. Atun Wardatun dan Prof. Abdul Wahid.

Rombongan La Rimpu yang hadir langsung disambut ratusan civitas akademika STKIP Taman Siswa Bima, Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. Ibnu Khaldun mengungkapkan dalam sambutannya bahwa kehadiran La Rimpu di kampus ini ialah sebagai cambuk bagi masyarakat sipil dan kaum akademisi untuk terus terlibat dalam kerja-kerja pemberdayaan masyarakat.

“La Rimpu mengajak masyarakat sipil, kita semua ini untuk good news is the good news. Karena saya percaya La Rimpu mampu memberikan kabar baik kepada kita dengan direktur dan pembina La Rimpu yang merupakan pasangan inspiratif dalam menghadapi ujian dan mampu bangkit kembali. Saya tahu persis ceritanya.” Ungkap doktor lulusan Universitas Indonesia ini.

Baca juga: La Rimpu Goes to Campus 2024, Rektor UM Bima: La Rimpu Berhasil Padukan Intelektualitas dan Aktivisme

Selain itu, pria bertopi ini menjelaskan bahwa kerja-kerja La Rimpu selama ini ialah mengemban misi profetik atau kenabian. Salah satu dari misi tersebut ialah melindungi kaum perempuan. “Setelah melihat aktivitas La Rimpu selama ini, saya meyakini bahwa kerja La Rimpu ialah mengemban misi profetik atau kenabian. Jadi, perempuan bukan lagi hanya diidentikkan pada ranah domestik tapi juga harus banyak terlibat di ruang publik.” Jelas mantan aktivis HMI Cabang Mataram ini.

Seperti yang diketahui bahwa kegiatan La Rimpu Goes to Campus ini merupakan upaya La Rimpu untuk menghimpun dan menjaring anak muda potensial untuk terlibat dan menjadi bagian dalam kerja-kerja La Rimpu. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menyosialisasikan program-program La Rimpu dan inisiatif baik La Rimpu kepada masyarakat khususnya pada mahasiswa.

Hal ini senada dengan yang disampaikan Pembina La Rimpu, Prof. Abdul Wahid dalam sambutannya di hadapan peserta bahwa kebaikan-kebaikan kecil yang dilakukan oleh kita dalam membangun peradaban tidak boleh ditunda-tunda. Seberapa pun kecil agensi yang kita miliki kita harus terus terlibat menjadi intelektual dan ulama organik.

“Berbuat baik dan membangun peradaban itu tidak boleh ditunda-tunda. STKIP Taman Siswa Bima ini menjadi bukti bahwa kita semua kita punya agensi untuk berbuat dan menjadi ulama organik yang terlibat dalam transformasi masyarakat.” Ungkap penulis buku Ahmad Wahib: Pergulatan Doktrin dan Realitas Sosial ini.

Lanjutnya, peran-peran strategik yang selama ini ditunjukkan oleh STKIP Taman Siswa Bima di bawah kepemimpinan Dr. Ibnu Khaldun sudah terbukti menjadikan kampus sebagai kawah candradimuka dengan program-program yang bringing knowledge to life, menggiring ilmu ke kehidupan. “Ayo singsingkan lengan baju, kaum akademik dengan agensi yang dimilikinya harus  mampu turun ke masyarakat, menyapa mereka.” Jelasnya.

Baca juga: Agenda Forum Koordinasi Tingkat Kabupaten Bima, La Rimpu Undang Beragam Stakeholders

Dalam rangkaian kegiatan La Rimpu Goes to Campus juga diadakan talkshow dan dialog interaktif sehingga peserta bisa mengungkapkan gagasan dan inisiatifnya ke depan dengan La Rimpu. Dalam talkshow tersebut, Direktur La Rimpu, Prof. Atun Wardatun banyak mengungkapkan pentingnya perempuan memiliki agensi dan paham bahwa relasi perempuan dan laki-laki harus setara dan resiprokal.

“Penting perempuan mengenal konsep kesalingan (mubadalah) sehingga relasi perempuan dan laki-laki itu bisa setara. Dengan demikian, kita itu harus kolaboratif, kerja sama, mencari kesalingan bukan berlomba mencapai yang paling.” Jelas penulis buku Negosiasi Ruang ini.

Selain itu, jelas perempuan jebolan University of Northern, Iowa, USA ini bahwa konsep kesalingan banyak terdapat dalam tradisi Bima, ungkapan angi dalam bahasa Bima seperti cau angi, weha angi, dan angi ndai merupakan bentuk kesalingan, namun perlu untuk terus disosialisasikan agar perempuan Bima tahu dan sadar bahwa mereka juga memiliki agensi dan kapasitas bertindak yang sama dengan laki-laki.

Di akhir acara, perwakilan beberapa desa dampingan La Rimpu memberikan testimoni dan mengajak kepada para peserta untuk bergabung dan berkolaborasi dengan La Rimpu agar sama-sama bisa membangun agensi perempuan Bima ke depan lebih baik.[]