Dalam upaya memperkuat peran pemuda sebagai agen perdamaian di tingkat desa, Kelas Inisiator Perdamaian (KIP): Anak Muda Desa Damai Kabupaten Bima Batch 2 kembali diselenggarakan. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai tanggal 4 hingga 5 Maret 2025, bertempat di Hotel Marina Inn.

Program ini berada dalam koordinasi Wahid Foundation dan La Rimpu Bima, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan pemuda serta keterlibatan mereka dalam implementasi Community Empowerment for Women’s Empowerment and Resilience to Security Threats (CEWERS). Fokus utama kegiatan kali ini adalah penguatan manajemen organisasi dan branding organisasi, dua aspek krusial dalam mendukung keberlanjutan inisiatif perdamaian yang digagas oleh pemuda di tingkat desa.

KIP Batch 2 ini secara khusus diperuntukkan bagi perwakilan desa dampingan, dengan prioritas bagi peserta yang sebelumnya telah mengikuti KIP tahap pertama. Pemilihan peserta ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan pembelajaran, sekaligus memperkuat jejaring dan kolaborasi antar pemuda yang telah memiliki pemahaman dasar tentang inisiatif perdamaian di wilayahnya masing-masing.

Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para peserta terkait pengelolaan organisasi berbasis komunitas serta strategi membangun identitas organisasi yang kuat dan berkelanjutan. Dengan bekal keterampilan ini, diharapkan para peserta mampu: 1) Meningkatkan kapasitas kepemimpinan, khususnya dalam manajemen organisasi berbasis pemuda. 2) Memahami dan menerapkan strategi branding organisasi, sehingga gerakan sosial dan inisiatif perdamaian dapat dikenal lebih luas dan berdampak lebih besar. 3) Meningkatkan keterlibatan pemuda dalam implementasi CEWERS, sebagai bagian dari komitmen membangun desa yang lebih damai dan inklusif.

Sebagai bagian dari agenda, peserta mendapatkan materi dari narasumber yang ahli di bidangnya, Bapak Oktanta Tri Hatmoko S. Sos., M.Si. Materi yang diberikan mencakup prinsip dasar manajemen organisasi, teknik komunikasi, branding organisasi, serta pemanfaatan media digital untuk menyebarkan pesan perdamaian dan inisiatif komunitas. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan sesi diskusi interaktif, serta praktik langsung dalam mengisi form pemetaan rencana strategis organisasi yang efektif.

Kegiatan kelas ini dimulai dengan sesi pembukaan yang dihadiri oleh perwakilan Wahid Foundation, La Rimpu Bima, dan pemuda dari berbagai desa dampingan. Dalam sambutannya, perwakilan Wahid Foundation Bapak M. Zainal Fanani sebagai Community Development Officer, menekankan pentingnya peran anak muda dalam membangun ketahanan sosial berbasis komunitas dalam mendeteksi dan merespons potensi konflik di tingkat desa, serta meminta kepada kelompok pemuda peserta KIP Batch 2 merefleksi terkait pengalaman mereka yang telah dilaksanakan pada Kelas Inisiator Perdamaian Batch 1. Melalui sesi ini, para peserta diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka mengikuti pelatihan sebelumnya.

Setelah sesi pembukaan, kegiatan berlanjut ke materi pertama bertajuk “Pemuda X Desa”. Sesi ini menyoroti peran strategis pemuda dalam membangun desa melalui pendekatan komunikasi yang efektif, peningkatan kepercayaan (trust), dan strategi agar sebuah gerakan atau inisiatif dapat menjadi viral.

Baca juga: Libatkan La Rimpu, Wahid Foundation Gelar Pelatihan Fasilitator Desa Program Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan

Peserta diajak untuk memahami bagaimana komunikasi yang tepat dapat membuka ruang kolaborasi antara pemuda dan masyarakat desa. Diskusi interaktif menggali berbagai pendekatan komunikasi yang dapat diterapkan, baik dalam merancang program berbasis komunitas maupun dalam menyampaikan aspirasi kepada pemangku kepentingan.

Aspek kepercayaan juga menjadi sorotan dalam sesi ini. Ditekankan bahwa keberhasilan pemuda dalam berkontribusi terhadap pembangunan desa sangat bergantung pada tingkat kepercayaan yang mereka bangun dengan masyarakat dan pemerintah desa. Strategi membangun trust melalui keterbukaan, konsistensi, dan kepedulian menjadi bagian penting dalam diskusi.

Tak kalah menarik, sesi ini juga membahas bagaimana sebuah inisiatif dapat menjadi viral dan mendapatkan perhatian luas. Dengan perkembangan teknologi dan media sosial, pemuda memiliki peluang besar untuk memperkenalkan desa mereka ke tingkat yang lebih luas. Berbagai teknik storytelling, penggunaan media digital, serta strategi engagement dijelaskan agar setiap gerakan yang diinisiasi dapat menjangkau audiens yang lebih besar.

Setelah pemaparan materi, sesi berlanjut ke diskusi interaktif dalam format Q&A. Peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, dan menggali lebih dalam mengenai strategi nyata dalam membangun gerakan pemuda di desa.

Pertanyaan pertama muncul dari seorang peserta yang penasaran tentang bagaimana membangun kepercayaan dengan masyarakat yang masih ragu terhadap inisiatif pemuda. “bagaimana membangun kepercayaan pemdes dan masyarakat atas potensi kami”, ujar Arfi pemuda Desa Kalampa. Pemateri menjelaskan bahwa trust tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui keterlibatan aktif, komitmen jangka panjang, dan konsistensi dalam tindakan. “Mulailah dari hal kecil yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ungkapnya.

Diskusi semakin menarik ketika peserta lain mengangkat isu mengenai tantangan komunikasi antara pemuda dan perangkat desa. Perempuan muda desa Roka, Eka menanyakan apa yang mesti kita pahami dalam berkomunikasi?” Pemateri menekankan pentingnya memahami bahasa dan perspektif para pemangku kepentingan. “Komunikasi bukan hanya soal berbicara, tetapi juga mendengarkan. Jika kita ingin ide kita diterima, maka kita harus memahami cara berpikir mereka terlebih dahulu,” jelasnya.

Baca juga: Dilibatkan dalam Kelas Inisiator Perdamaian, La Rimpu Siap Wujudkan Perdamaian

Semangat pemuda dalam membangun desa semakin nyata terlihat dalam sesi presentasi rencana strategis yang dilakukan oleh perwakilan pemuda dari berbagai desa di Kabupaten Bima, seperti Desa Kalampa, Desa Penapali, Desa Renda, Desa Roka, dan Desa Dadibou. Presentasi ini merupakan tindak lanjut dari pengisian formulir rencana strategis yang telah mereka susun sebelumnya sebagai bagian dari upaya perencanaan pembangunan desa berbasis partisipasi pemuda.

*Feriyadin, Pengurus Yayasan La Rimpu dan Dosen STIPAR Soromandi Bima